Sabtu, 24 November 2007

Cukup menenangkan Hati

Kemarin, aku baru saja mendengar curhat teman yang sedang patah hati. Kayaknya hati teman ku enggak cuman patah deh, tapi hancur berkeping-keping, karena nangis nya itu ga berhenti-henti hampir 3 jam. Aku juga pernah patah hati tapi nggak sampai segitunya, mungkin hatiku enggak patah-patah banget kali ya.

Teman ku diputusin sama pacar nya karena ternyata pacarnya mencintai orang lain, enggak selingkuh sih, tapi hanya sebuah pengakuan bahwa dia enggak bisa menjalani hubungan lagi dengan temanku dan tiba-tiba jatuh cinta dengan wanita lain.

Well, ada yang salahkah dengan kejujuran laki-laki ini ? Kalo menurut ku sih, dia laki-laki sejati, berani jujur dengan dirinya meski ada yang tersakiti pada akhirnya. Paling enggak apa yang dia lakukan lebih baik daripada sebuah pengkhianatan. Bukan bermaksud membela dia dan tak memihak ke temanku, tapi aku hanya ingin menempatkan masalah di tempat yang tepat. Laki-laki ini enggak berkhianat, dia hanya ingin jujur terhadap perasaannya sendiri.

Apakah kita harus selalu membohongin diri hanya untuk memberi kebahagiaan semu buat orang lain yang mencintai kita ? Apakah kita bisa bahagia dengan cinta yang dipaksakan ? Apakah cinta juga harus berbalas dengan suatu kesamaan rasa ? Cinta bukan seuatu yang baku, dia bisa datang dan pergi kemana pun yang ia mau dan ia tak bisa dipaksa maupun memaksa.

Bahwa ada luka karena cinta, bahwa ada sakit karena cinta, tak lebih kita sendiri yang membuatnya. Kita lupa bahwa cinta bukanlah nafsu, cinta bukanlah cara, cinta bukanlah aturan, tapi cinta adalah rasa. Dia bisa berubah kapanpun dan menjelma menjadi bentuk apapun. Kita yang sering tenggelam terlalu jauh dalam rasa itu sendiri.

Yang perlu dan penting juga diingat dunia ini judul nya sementara. Semua-semuanya serba sementara, termasuk cinta, Kalo kita berharap bisa memiliki pacar kita seutuh nya dan selamanya, wah siapin hati kalo sewaktu-waktu dia dipanggil Yang Maha Kuasa dan kalo sudah begitu, aku yakin cinta akan terkikis dengan sendirinya dan akan tergantikan dengan yang lain walaupun memory kenangan lama tak akan pernah terhapus.

Kalo mengharapakan rasa cinta pacar hanya untuk kita seorang, juga siapin hati untuk kecewa karena di dunia ini enggak cuman ada kita dan dia, di luar sana ada orang tuanya, kakaknya, adiknya, temannya, sahabatnya, mantannya, berjuta wanita yang lebih baik, berjuta pria yang lebih tampan, dam berjuta orang yang sama-sama ingin mencintai dan dicintai.

Semua orang pernah patah hati, semua orang pernah kecewa, pernah merana, pernah menangis karena cinta, tapi coba pikirkan lagi, untuk apa kita kecewa, merana, dan menangis jika pada akhirnya cinta hanya akan menjadi bagian dari masa lalu ? Bukan lah kita nikmati saja rasa yang hanya terjadi saat ini.

Semua orang ingin dan berhak untuk bahagia tinggal bagaimana kita mencarinya dalam diri kita sendiri. Bahagia tidak datang dari siapa orang yang kita cintai, alasan kita mencintainya, dan bagaimana kita mencintainya, tapi dari keberanian kita untuk memutuskan mencintai seseorang tanpa pamrih apa-apa. Coba rasakan ketika kita melihat senyum di bibir orang yang kita cintai, ketika kita melihat tawa yang terurai darinya, ketika dia bahagia dengan apa yang dia dapat meski bukan kita yang membuat semua itu, tapi kita pasti ikut ikut bahagia. Kalaupun kita menangis di atas kebahagiaannya, itu pasti karena kita mencintai untuk bisa memilikinya. Yang bisa memilikinya hanya satu, Yang Maha Memiliki juga hanya satu, Dia yang di atas Arasy. jadi jangan berharap kita juga bisa ikut memilikinya.

Bahagia bukan takdir, tapi ia adalah pilihan. Kita bisa memilih bahagia jika memutuskan mencintai untuk membahagiakannya. Begitu pula rasa sedih, kecewa, sakit hati, merana, marah, semua adalah pilihan. Saat kita kecewa dan sakit hati, kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita mencintai orang yang salah. Tapi sebenarnya tidak seperti itu, kita hanya salah dalam memilih dan memutuskan untuk mencintai. Karena Allah tidak pernah salah menentukan siapa-siapa saja orang yang akan hadir di kehidupan kita.

Hidup hanya sebentar, enggak ada yang abadi dan semua ada batas waktu tersendiri. Cinta hadir bukan untuk dimiliki, tapi dia dititipkan dalam hati untuk bisa diberi agar hidup senantiasa berseri. Dan ketika kita sudah bisa memberi, Dia akan menyediakan saat yang tepat dimana kita menyadari bahwa kita juga dicintai.

Tidak ada komentar:

only a human